
Sudahkah Indonesia Merdeka?
Mungkin pertanyaan itu pantas kita berikan kepada bangsa ini, mengingat belum lama ini kita memperingati hari kemerdekaan RI. Namun apakah kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa ini merupakan titik akhir dari kebebasan dan kemerdekaan bangsa? Entahlah… sayapun heran dengan keadaan yang dialami oleh bangsa kita ini.
Sekadar kamu tahu, utang luar negeri Indonesia yang berhasil dikoleksi sekitar Rp 745 triliun. Utang dalam negeri mencapai Rp 655 triliun. Dan biasanya kondisi ini berbanding lurus dengan buruknya masalah sosial; maraknya kriminalitas dan kejahatan seksual. Maka, maraknya berita tentang pembunuhan, pencurian, pelacuran dan perkosaan menjadi satu indikasi bahwa negeri ini benar-benar tiada berdaya mengurusi masalah kehidupan ini.
Satu lagi masalah yang menyumbang beban bagi negeri ini adalah kondisi kehidupan remaja yang sudah sebelas-duabelas dengan gaya hidup di Amrik dan Eropa. Remaja Indonesia, khususnya yang muslim, mulai terpesona dengan gemerlap kehidupan Barat yang dikemas dengan apik. Tujuannya, sangat jelas. Yakni untuk meracuni pemikiran dan perasaan remaja Islam. Pendek kata, biarin deh agamanya yang tertulis di KTP adalah Islam, tapi kehidupan sehari-hari sebisa mungkin kudu klop dengan garis kehidupan yang diajarkan ideologi lain.
Sobat muda muslim, kita udah capek melihat banyaknya fakta, tentang buruknya kualitas pribadi remaja negeri ini. Gimana nggak, kebanyakan remaja negeri ini lebih memilih berprestasi di dunia hiburan, ketimbang jadi ilmuwan. Masih betah dengan predikat remaja funky, ketimbang remaja intelektual. Begitu pun dengan remaja Islam pada umumnya, lebih suka dianggap gaul, ketimbang dapat sebutan remaja masjid. Waduh..!
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jumat, 17 Agustus 1945 Tahun Masehi, atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, atau 17 Ramadan 1365 Tahun Hijriah dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat, adalah merupakan awal dari pembuktian bahwa Bangsa ini telah merdeka dari jajaha bangsa asing. Yang mana momemtum ini selalau diperingati sebagai “HARI KEMERDEKAAN INDONESIA”. Beragam acara digelar dan digeber abis. Mulai tingkat RT sampe tingkat nasional. Untuk memeriahkan dirgahayu kemerdekaan itu, lagi-lagi banyak orang lebih memilih hiburan. Kali aja bisa menghilangkan setres di otak karena mikirin masalah bangsa yang begitu runyam.
Itulah sebabnya, dari tahun ke tahun kita cuma disuguhi dengan beragam lomba yang membosankan, bahkan kesannya main-main doang. Gimana nggak; lihat aja balap karung, lomba makan kerupuk, bersaing untuk ambil uang koin yang ditancepin di jeruk bali yang udah dilumuri oli, penonton pun dibuat terpingkal-pingkal menyaksikan adegan lucu masukin belut ke dalam botol.
Namun pada kali ini, ada lembaga yang menciptakan ide briliannya dalam memaknai hari kemerdekaan itu sendiri. Diantaranya adalah mengadakan lomba karya ilmiah, lomba menulis artikel tentang kemerdekaan, dan juga digelar lomba pidato. Dengan adanya kegiatan yang seperti ini akan membuat para remaja memberikan opini jujur tentang kemerdekaan yang sudah diraih. Pastinya lebih menarik. Bahkan mungkin akan memberikan suasana baru. Boleh jadi malah memberi pemahaman baru untuk memaknai kemerdekaan yang hakiki,dan para remaja menjadi terpacu untuk berjuang meraih ilmu agar dapat memperbaiki nasib bangsa yang tak jelas ujungnya.
Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Ngomong-ngomong masalah kemerdekaan, tau nggak gimana hari-hari menjelang kemerdekaan. Kalau udah lupa simak ya penjelasan berikut ini….
Teks proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari otto iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Naskah Otentik
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17, bulan 8, tahun 45
Wakil2 bangsa Indonesia.
Makna Kemerdekaan Yang Sesungguhnya
Siapa yang tidak ingin merdeka? Tentu semua orang ingin lepas dari penjajahan dan bebas dari penindasan. Namun, karena model penjajahan yang berlaku sekarang ini bukanlah secara fisik (baca: militer), jadinya nggak kerasa kalo kita sebetulnya sedang dijajah secara ekonomi, sosial, budaya, juga politik. Sadar nggak..?
Merdeka adalah terbebasnya kita dari segala penghambaan kepada hawa nafsu dan aturan orang lain, seraya kita mengikatkan dan menundukkan diri kita sepenuhnya kepada Allah Swt. Sebab, itulah sebaik-baik penghambaan kita. Kalo sekarang kita masih terjajah oleh hawa nafsu, dikendalikan dan didikte oleh orang lain, maka kita jelas masih terjajah alias belum merdeka.
